Artikel mendalam tentang Dewi Perssik yang menyoroti fenomena artis viral era digital, dibangun dari pengalaman kariernya selama 23 tahun di industri hiburan Indonesia, lengkap dengan sumber pernyataan.
Dampak 23 Tahun Eksis, Dewi Perssik Kritik Artis Viral Zaman Sekarang
Dewi Perssik balik lagi dengan komentar yang lumayan “nyentil”, dan jujur… valid. Setelah 23 tahun wara-wiri di industri hiburan, Depe buka suara soal makin banyaknya artis dadakan yang viral dulu, skill belakangan. Pernyataannya langsung jadi bahan obrolan netizen, terutama karena ia ngomong berdasarkan pengalaman panjang yang nggak bisa diremehin.
“Viral itu cepat, tapi nggak semuanya tahan lama”
Dalam wawancara di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored yang tayang pada 6 Januari 2025, Dewi Perssik menjelaskan bahwa industri hiburan hari ini bergerak terlalu cepat. Katanya, banyak sosok yang muncul hanya karena satu momen viral, tapi tidak punya fondasi kuat buat bertahan.
“Banyak yang viral karena hal instan. Tapi kalau fondasinya kosong, ya cepat hilang juga,” ujar Dewi Perssik.
Sumber: Akbar Faizal Uncensored – YouTube, 6 Januari 2025.
Ia ngejelasin kalau dulu perjalanan artis lebih panjang dan melelahkan: casting, latihan vokal, jam terbang panggung, sampai proses branding yang bertahun-tahun. Beda banget sama sekarang yang cukup satu potongan video masuk FYP, besok paginya bisa jadi “artis TikTok”.
23 tahun bertahan: bukan cuma soal keberuntungan
Dewi Perssik cerita bahwa bertahan selama lebih dari dua dekade bukan cuma soal talent, tapi juga mental.
“Kalau hanya mengandalkan viral, kamu akan kalah sama waktu. Yang bikin kamu masih ada itu kedisiplinan dan karakter,” katanya.
Sumber: Interview YouTube Akbar Faizal Uncensored.
Depe juga bilang bahwa banyak artis baru tidak siap menghadapi tekanan publik. Mereka naik cepat, tapi mentalnya belum siap menerima kritik atau tuntutan profesional.
Fenomena artis viral: berkah atau jebakan?
Di era digital, viral adalah mata uang baru. Tapi menurut Depe, nggak semua orang siap mengelola exposure sebesar itu.
Dewi menyoroti beberapa masalah umum artis era viral:
-
Tidak punya skill yang cukup buat mempertahankan karier.
-
Popularitas instan bikin kaget, dan mental jadi goyah ketika sorotan memudar.
-
Tidak punya mentor, manajemen, atau etika kerja.
-
Lebih mengejar sensasi dibanding kualitas.
“Banyak yang hanya ngejar trending. Tapi habis trending, mereka bingung mau ngapain,” tambahnya.
Sumber: Akbar Faizal Uncensored – YouTube.
Era digital tetap bermanfaat—asal siap mental dan skill
Depe nggak anti viral kok. Bahkan ia akui bahwa media sosial ngebuka peluang luas buat banyak orang. Tapi menurutnya, yang harus dipikirkan adalah bagaimana bertahan setelah viral.
Ia mendorong artis muda untuk:
-
Bangun identitas, bukan cuma sensasi.
-
Asah skill sampai benar-benar layak tampil.
-
Jaga attitude dan profesionalitas.
-
Siap menghadapi tekanan mental.
Kesimpulan
Komentar Dewi Perssik mungkin pedes, tapi datang dari seseorang yang udah “survive mode” selama 23 tahun. Era viral memang ngasih panggung ke siapa aja—tapi panggung itu cuma awal. Yang bikin orang bertahan tetap satu: kualitas + karakter + mental yang kuat.
